Aktivitas konstruksi sudah meningkat secara drastis dalam sebagian tahun terakhir di Indonesia. Bagaimana aktivitas konstruksi ada hubungannya dengan pemantauan polusi udara? Apa imbas aktivitas konstruksi terhadap kualitas udara? Jawabannya cukup sederhana. Aktivitas konstruksi ialah sumber utama polusi debu. Selain pengaplikasian bahan seperti pasir, semen, beton, dsb, aktivitas seperti penggalian dan pengeboran benar-benar memberi pengaruh terhadap kualitas udara. Kendaraan berat seperti truk pasir, truk molen, dan mesin – mesin di lokasi konstruksi juga memiliki imbas yang sama pada kualitas udara, sehingga perlu dipantau dengan air quality monitoring system. Seandainya tidak dipantau, polusi akan meningkat dan berakibat pada kesehatan pekerja di lokasi hal yang demikian.

alat monitoring kualitas udara, sistem monitoring kualitas udara, air quality monitoring system, jual aqms,


Dampak Aktivitas Konstruksi Terhadap Kualitas Udara

Aktivitas konstruksi mewujudkan debu atau polusi partikulat seperti serpihan logam, semen/beton, kayu, pasir dalam jumlah besar. Ukuran debu di udara berkisar dari ukuran partikel 1 mikrometer (PM1) sampai 100 mikrometer (PM2.5, PM10, PM100). Sumber munculnya debu imbas aktivitas konstruksi ialah:

  • Penggalian
  • Bongkar/Muat
  • Persiapan Bahan Baku
  • Konstruksi Jalan

Penggalian

Penggalian menyebabkan polusi utama di semua progres konstruksi. Aktivitas pengeboran dan penambangan juga mewujudkan debu yang mengendap untuk durasi yang lama.

Selain itu, kecepatan angin sedang sampai tinggi membawa partikulat yang membahayakan pekerja dan orang – orang di sekitar lokasi pembangunan. Emisi kendaraan (truk, ekskavator) dan diesel generator yang diaplikasikan untuk penggalian mewujudkan PM2.5 bersama dengan polutan lainnya (CO, NO, hidrokarbon).

Kendaraan berat dan ekskavator menarik kembali partikel pasir yang mengendap yang menjaga konsentrasi partikulat udara jauh di atas batas ambang batas. Walhasil, fase ini menyebabkan polusi partikulat udara maksimum.

Bongkar Muat

Pasir dan semen banyak diaplikasikan di lokasi pembangunan. Pembongkaran pasir dari truk menyebabkan pasir menyebar dan mewujudkan lonjakan konsentrasi partikulat udara.

Menyiapkan Bahan Baku

Bahan baku konstruksi pada biasanya ialah pasir, semen, batu bata, kayu, baja tulangan, baja berdensitas tinggi, ubin, dan marmer. Aktivitas seperti pengayakan pasir, pencampuran semen, pemotongan dan pembentukan batu bata, ubin, marmer, pemotongan kayu, sampai finishing berlanjut di lokasi sampai selesainya konstruksi hal yang demikian. Hal ini mewujudkan partikel halus yang bisa dengan gampang menembus sistem pernafasan.

Konstruksi Jalan

Konstruksi jalan seperti pengecoran, penggalian, dan lainnya juga berperan sebagai sumber polusi debu. Pembangunan dan pelebaran jalan raya ialah aktivitas penting. Tetapi jika tidak direncanakan dengan bagus, akan menjadi sumber utama peningkatan polusi udara.

Kenapa pemantauan Kualitas Udara di Lokasi Konstruksi penting?

Monitoring kualitas udara di lokasi konstruksi sangatlah penting sebab partikel menimbulkan ancaman besar bagi pekerja di lokasi dan orang-orang di sekitarnya. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Partikulat udara kapabel menembus jauh ke dalam saluran paru-paru dan menjelang aliran darah yang menyebabkan imbas kardiovaskular, serebrovaskular, dan gangguan pernafasan.

Selain itu, jarak pandang yang berkurang sebab debu bisa menyebabkan kecelakaan di jalan utama dan persimpangan terdekat. Wajib bagi perusahaan konstruksi untuk mempertahankan batas paparan yang dikeluarkan oleh Asosiasi Keselamatan dan Kesehatan Selain (OSHA) dan konsentrasi udara ambien cocok dengan pertanda masing-masing lembaga nasional. Selain itu, pemantauan kualitas udara dengan air quality monitoring system menolong dalam menganalisis jangka Panjang konsentrasi debu dan untuk merencanakan strategi mitigasi.

Monitoring Partikulat Udara

Air quality monitoring system bisa menilai pembentukan debu (PM2.5, PM10 Monitor) dari lokasi konstruksi untuk menolong mengurangi imbas kesehatannya serta memantau polusi partikulat udara yang dihasilkan dikala aktivitas konstruksi.

Alat seperti air quality monitoring system bisa ditempatkan di lokasi konstruksi. Air quality monitoring system menilai konsentrasi bermacam partikel dengan ukuran mulai dari 1 mikron sampai 100 mikron seperti PM1, PM2.5, PM10, dan PM100 di udara sekitar. yang bisa diintegrasikan lebih lanjut dengan stasiun cuaca.

Pemantauan kualitas udara di lokasi sebelum konstruksi diperlukan. Data dasar yang dihasilkan menolong dalam pembuatan laporan kepatuhan, Akibat Mengenai Akibat Lingkungan (AMDAL) dan Izin Lingkungan. Selain itu, data dasar menolong dalam perencanaan dan progres  Pengelolaan Lingkungan. Data hal yang demikian juga berfungsi sebagai data dasar untuk membandingkan konsentrasi partikulat udara sebelum, pertengahan/selama, dan pasca aktivitas konstruksi.

Air quality monitoring system juga bisa dipadukan dengan automatic weather station untuk monitoring parameter meteorologi seperti suhu, kelembaban, kecepatan angin, arah angin, dsb sehingga menolong dalam mengerjakan analitik  dispersi partikel debu. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, angin dengan gampang membawa partikel debu seperti pasir, semen, dsb. Ini berarti bahwa debu yang dihasilkan di lokasi konstruksi juga bisa memberi pengaruh orang-orang yang tinggal di sekitar dan tempat yang jauh.

Itulah imbas aktivitas konstruksi terhadap kualitas udara, dan kenapa kualitas udara di sekitar lokasi konstruksi seharusnya dipantau.