alat ukur emisi gas
Membaca Hasil Gas Analyzer
Keadaan mesin pada kendaraan bisa dianalisa dari sisa gas baung diujung knalpotnya. Dengan melaksanakan uji emisi gas Kamu dapat melaksanakan serangkaian aksi buat revisi ataupun penyetelan mesin. Perlengkapan buat melaksanakan uji emisi gas diperlukan perlengkapan Gas Analyzer, dengan perlengkapan ini partikel gas buang bisa nampak secara presisi.
Gas analyzer merupakan perlengkapan yang bisa mengukur tipe gas karbon dioksida( CO2), oksigen( O2), serta karbon monoksida( CO). Gas analyzer telah dilengkapi dengan system print serta bisa menampilkannya pada laptop. Perlengkapan ini tidak cuma mengukur gas, tetapi pula dapat membagikan nilai pengukuran kuantitas yang ditampilkan dengan wujud grafik ataupun angka.
Tetapi, hasil dari gas analyzer cuma menunjukkan satuan angka yang susah dimengerti, gimana metode membacanya?
Hasil Gas Analyzer
Sumber foto: otosigna99. blogspot. com
Umumnya tiap hasil gas buang pada gas analyzer terdiri dari CO( karbon monoksida), CO2( karbon dioksida), HC( hidrokarbon), O2( oksigen), serta e( lambda). Seluruh tipe gas ini didapat sehabis gas analyzer dipasangkan ke sebagian bagian mobil semacam ujung knalpot buat mengetahui gas buang, kabel busi satu silinder buat mengetahui rpm, serta lubang oli buat mengetahui temperatur oli.
Mesin dinyalakan kemudian hasilnya bisa dilihat dari layar monitor, apalagi dapat pula diprint. Gas Analyzer ibarat semacam scanner buat memandang keadaan mesin.
CO( karbon monoksida)
Tiap hasil pengukuran mempunyai uraian serta angka sempurna yang berbeda. Misalnya CO( karbon monoksida), CO mengindikasikan pembakaran dalam silinder serta mempunyai efisiensi pembakaran berkisar 0, 2- 1, 5% dengan nilai sempurna 0, 5%. Sebaliknya karburator mempunyai nilai efisiensi berkisar 1- 3, 5% dengan nilai sempurna 1– 2%.
Apabila angka CO terletak di luar nilai sempurna itu maksudnya butuh dicoba pengecekan. Kemungkinannya dapat bermacam- macam, mulai dari karburator, injector, ataupun filter hawa kotor, choke karburator tertutup, sampai kebocoran kompresi akibat klep.
CO2( karbon dioksida)
CO2( karbon dioksida) mengindikasikan hasil pembakaran di dalam mesin. Angka sempurna wajib terletak di atas 12% ataupun terus menjadi besar. Sebab bila terus menjadi besar nilainya, terus menjadi baik pembakaran yang terjalin. Maksudnya tenaga yang terbakar juga terus menjadi banyak. Bila nilai CO2 terletak di dasar 12%, maksudnya terdapat sebagian perihal yang wajib disesuaikan semacam kombinasi bahan bakar dengan hawa kurang pas ataupun ruang bakar yang kotor.
HC( hidrokarbon)
HC mengindikasikan sisa bensin yang terbuang Bersama asap knalpot. Nilai sempurna HC tidak boleh lebih dari 300 ppm. Bila melenceng dari nilai ini dapat menyebabkan tenaga mesin lemah serta boros bahan bakar butuh dicoba pengecekan kompresi di ruang bakar serta sistem pengapian.
O2( oksigen)
Oksigen yang sangat banyak keluar dari sisa gas buang mengindikasikan proses pembakaran di mesin yang tidak efektif. Nilai oksigen tidak boleh lebih dari 2%, bila lebih dari nilai tersebut hingga maksudnya terdapat kebocoran dalam sistem gas buang ataupun setelan bahan bakar yang sangat irit. Terus menjadi dekat nilai oksigen ke angka 0 hingga terus menjadi bagus proses pembakaran yang terjalin.
E( lambda)
Nilai lambda berhubungan dengan perbandingan antara kombinasi hawa serta bahan bakar yang terbuang lewat asap knalpot. Nilai sempurna lambda merupakan 1. Bila lebih dari 1 maksudnya setelan bahan bakar irit. Bila lebih dar 1, 1 maksudnya bahan bakar sangat irit.
Begitu kebalikannya, bila nilai lambda kurang dari 1 ataupun 0, 95 hingga menunjukkan bahan bakar boros. Bila kurang dari 0, 85 hingga maksudnya bahan bakar sangat boros.
Posting Komentar
0 Komentar